Kebisaan orang jaman dulu sebelum memasuki bulan ramadhan tiba di Desa Girimukti Cisewu
Kebisaan orang jaman dulu sebelum bulan ramadhan tiba-Sebetulnya sih ke bulan Ramadahan masih lama hitungan hari lebih dari 100 hari lagi per januari 2019 tapi gak apa-apa dah saya memposting tulisan tentang puasa, karena ini bukan menyangkut hal agama tapi lebih menyaktu hal budaya di desa kami Pasir Jambu, Girimukti-Cisewu Garut
Lagi pulak, saya mau posting di bulan puasa tahun 2018, eh waktunya ramadhan sudah habis, ya akhrinya saya tunda dulu, dan sekarang ada waktu, jadi saya posting aja gak apa-apa ya, walaupun bukan saatnya
Bulan ramadhan adalah bulan penuh rahmat yang di nanti-nanti oleh semua umat muslim di seluruh dunia dan tidak terkcuali di Indonesia, dan saya yang paling saya nantikan adalah bukan menantikan mudik dan libur lebarannya atau dapat THR dari perusahaan, tapi menimba amal mengais rezeki, dan mencari hikmahnya itu lho yang saya natikan. *jangan salah*
Sebab kita tahu dalam bulan ramadahan kita bisa menyimpuh amal, mendompleng hawa nanfu untuk lebih baik lagi dari bulan sebelumnya
Dan bulan puasa khussuya di adat sunda identik dengan budaya jaman dulu dan sudah turun temurun di lakukan seperti halnya ngukus saat munggahan
Nah ngomong-ngomong masalah kebiasaan di bulan ramadhan saya suka ingat masa bocah dulu, yang mana bila memasuki bulan ramadhan, warga kampung di sibukkan dengan beragam kegiatan
Nah kegiatan apa itu? simak terus ya
Walaupun kebiasan dan budaya sunda ini, lambat laun sudah mulai luntur dengan hadirnya budaya modern, perkembangan teknologi yang tidak bisa di bendung yang mempengaruhi generasi penerus bangsa,
Kebiasaan apa yang orang-orang dulu lakukan khususnya orang sunda lakukan sebelum memasuki bulan puasa tiba?
Budaya munggahan di desa dan di perkotaan cukup berbeda, munggahan di kota kadang hanya makan-makan di lingkungan tempat kerja sudah cukup, jadi masak di rumah itu bukan hal wajib, beda dengan orang –orang di kampung kami, munggahan itu mesti di rumah tidak boleh di lakukan tempat lain dan itu sudah di anggap sakral
Munggahan di desa kami khususnya adat sunda yang ada di desa Girimukti harus di tambah dengan ritual lain seperti ‘’ngukus’’
Ngukus? Apa sih ngukus ada yang tahu? Ngukus adalah bakar kemenyan saat sehari sebelum puasa di mulai di tambah dengan menyajikan beragam sajian yang siap doakan oleh kepala keluarga atau pupuhu kampung.
Tujuan dari istilah ngukus adalah memanjaktkan doa kepada tuhan yang maha esa agar selama sebulan penuh di beri kelancaran dalam melaksanak ibadah puasa dan tidak ada halangan suatu apapun, sepeti timbulnya penyakit dan godaan lainnya
Saat sebelum ngukus di laksanakan perlu adanya sesaji seperti nasi tumpeng, rujakan dan aneka olahan makanan lainnya
Sebelum ritual di mulai di pagi hari ibu-ibu di sibukan dengan membuat makan dan sajian untuk nanti ngukus munggahan, sepeti membuat nasi tumpeng, masak ayam/ikan dan bikin sajian lainnya yang di anggap di perlukan. Untuk proses ngukus ini pada umunya di sore hari sekitar pukul 15.00-18.00
Sajian pelengkap lainnya adalah terdapat rujakan (rujak kelapa, rujak asam jawa, rujak bunga kemangi dll), bubur merah dan putih, tantang angin, kupat, dan kalau ada masakan lain boleh di ikutkan saat doa ngukus ini
Saat ritual di mulai anggota keluarga di wajibkan untuk berkumpul dan sudah bersih dari kotoran ‘’bebersih’’ menghadiri doa munggahan bersama, dan ikut mendoakan agar di beri kelancaran
Setelah kumpul anggota keluarga di lanjutkan si kepala keluarga atau pupuhu kampung untuk ngukus sambil memanjatkan harapan dan doa kepada tuhan yang maha esa, agar selama bulan puasa tidak ada halangan yang menimpa anggota keluarga yang menjalankan puasa dan selalu berjalan dengan lancar. ini berlangsung kurang dari 15 menit
Dan setelah seleasi berdoa kemudian di lanjutkan dengan makan bersama (makan berama keluarga dan tetangga yang menghadiri acara ngukus ini) dan sebagian tumpeng di sisakan untuk sanak saudara dan tetangga yang dekat,dengan istilah ‘’nganter’’, makanya saat membuat olahan makanan dan tumpeng perlu lebih banyak karena sebagain untuk di bagikan
Sudah biasa kalau kalau esok hari memasuki puasa warga tidak melakukan aktivitas sepeti ke sawah atau ke ladang seperti hari-hari biasa, kerena beranggapan sehari sebelum puasa di pakai untuk persiapan munggahan dan juga di isi untuk kegiatan bebersih (bersuci), macam mandi, keramas, gunting kuku dan mencuci pakaian
Untuk munggahan jaman sekarang khusunya dari era millenium sampai sekarang ini sudah agak jauh berbeda, dan bahkan untuk jaman sekarang ini bukan hanya di kota yang berubah di pedesaan juga sudah mulai meninggalkan ritual doa macam bakar kemenyan ini, karena mungkin satu dan lain kepercayaan
Untuk jaman sekarang ini di sebut munggahan itu hanya sekedar masak-masak biasa dan dalam jumlah sedikit dan tidak di berikan doa-doa macam ngukus bakar kemenyan dan memohon kepada tuhan yang maha esa dengan cara-cara jaman dahulu, tapi cukup, masak sederhana dan keberadaan tumpeng itu bukan hal yang wajib, dan kalau dulu memang wajib adanya tumpeng, tapi saat ini bisa ada bisa tidak,
Hal perubahan jaman mulai dari generasi yang semakin modern dan juga kepercayaan anak jaman now lebih ke rasional, jadi budaya macam dulu itu sudah mulai luntur dan di tinggalkan perlahan
Munggahan jaman now itu paling hanya membuat rendang, rujak cendol, syrup dll karena beranggapan hanya untuk lingkungan keluarga di rumah karena mungkin berpikir ngapain juga masak banyak kelurga sedikit tidak untuk di bagikan.
Selain itu lokasi munggahan untuk jaman sekarang ini tidak mesti di rumah, tapi bisa di lakukan di mana saja macam di hotel , kantor, café, di gudang
Dan uniknya disebut dengan munggahan jaman sekarang mah di rayakan jauh-jauh hari, padahal kalau menengok jaman dahulu penamaan istilah munggahan itu sehari sebelum puasa di laksanakan, dan itu wajib, bukan 2-5 hari seblum puasa, dan kalau jaman dahulu tidak afdol
seperti muggahan di kantos saya seminggu sebelum hariha puasa sudah melakukan munggahan, hihi,,
nah apakan di kantor kamu juga sama?
Tradisi masyarakat di desa kami khususnya di desa Girimukti-Cisewu saat bulan ramdhan tiba di sibukan dengan potong ayam atau ngabedahkeun balong karena lauknya untuk ritual doa munggahan itu
Dan sudah tradisi nenek moyang di kampung kami kalau memasuki bulan ramadhan adanya budaya ‘’nganter’’ nganter itu adalah membagikan makanan ke tetangga, sanak saudara yang dekat dengan rumah, tradisi nganter di lakukan saat menjelang puasa dan menjelang hari raya besar seperti idul Fitri
Dan tujuan potong ayam atau ngabedahkeun balong adalah untu persediaan lauk di saat mengahadapi munggahan
lauk nantinya untu di olah selain untuk ritual doa munggahan juga di peruntukan mulang (pengembalian makanan dengan masakan kita buat), jadi si tetangga ngasih makanan ke kita, nah kita juga perlu ngasih makanan ke mereka,
Nah mulang ini apakah wajib?
Tidak perlu juga, hanya warga kampung kadang memeliki rasa, masa orang lain ngasih makanan sementara kita enggak.
Ngabedahkeun balong itu nama lain dari mengursas kolam ikan, tradisi ngabedahkeun balong ini kadang di laksanakan dua kali kalau tidak di awal puasa nanti 2-3 hari sebelum menjelang shalat hari raya, biasanya orang yang melaksanakan ngabedahkeun balong ini khusus orang yang memeliki kolam dan ikan banyak
Pada 2-3 hari sebelum memasuki hari puasa atau di hari raya menjadi panen rizki untuk orang yang memeliki kolam ikan sebab bisa menjual ikan dengan jumlah banyak,
Dan uniknya orang yang butuh ikan, si pemilik kolam tidak perlu susah-susah menyediakan ikan sudah di daratan, tapi membiarkan si pembeli untuk ngambil sendiri dari kolam langsung dengan istilah nyair (mengambil ikan dari kolam menggunakan sair atau sunda:ayakan)
Saat nyair berlangsung warga kampung turun ke kolam sambil basah-basahan dan membuat senang terutama anak-anak, oleh anak-anak moment nyair ini di jadikan permainan saling lempar lumpur
saat e pembeli di perkirakan sudah memenuhi kebutuha ikan, tinggal melapor ke pemilik kolam dan di kilo dan langsung bayar dan uniknya beli ikan dari tetangaga adalah bisa dapat lebih atau mungkin diskon dengan alasan kekeluargaan, dan yang paing senagn lagi kalau kita membawa anak kecil kadang dapat bagian khusus dari pemilik kolam bisa dapat ikan satu atau dua biji
Nah yang menjadi alasan warga memilih ikan lokal daripada ikan tambak adalah di masalah harga, harga ikan tambak dan ikan lokal cenderung lebih murah ikan lokal, dan bisa beda 2-5 ribu perkilo, selain itu tidak kalah menariknya adalah ikan lokal bisa langsung kita pilih dari kolam langsung dan pulak ikan lokal anggapnya aman tidak menggunakan pakan pabrikan macam ikan tambak dan rasanya lebih enak ikan lokal. Ikan yang merek jual pada umumnya ikan mas, mujair, nilem, lele dan boncenang
Mandi dan keramas kalau kata orang sunda mah ‘’bebersih’’, ini wajib dilakukan karena beranggapan puasa itu harus bersih, bersih jiwa bersih pakaian, karena menyambut bulan karomah dan suci
seperti saya dulu masih bocah, sehari sebelum puasa sekitar jam 15.00, nenek sudah menyuruh saya untuk segera mandi, dan katanya agar saat ngukus munggahan sudah bersih
dan saat saya mau ‘’bebersih’’itu di wajibkan untuk membawa air ke dalam ember, yang sudah di beri doa-doa oleh sesepuh kampung, mungkin tujuannya agar di kuatakan menghadapi hari-hari di saat bulan puasa, Wallahu walam
Esoknya hendak memasuki hari puasa sehari sebelum puasa tiba ada tradisi potong rambut, gunting kuku dan membersihkan janggut, maka tidak heran tukang cukur yang di kampung saya sehari itu di banjiri job sampai puluhan orang
apalagi di kampung Pasir Jambu Girimukti yang bisa potong rambut jumlahnya tidak banyak dan dan uniknya orang yang bida potong rambut ini tidak memungut bayaran mahal, ini tejadi karena sikap kekeluargaan yang kental di kamung kam ini,
Potong rambut pada umumnya dengan style monoton hampir tidak ada style modern, gaya potongan rambut tua atau muda gayanya standar, dan karena memang tujuannya hanya asal pendek dan rapi, bukan untuk di cukur gaya
tarif per kepala tidak ada tarif khusus hanya kalau kita ridho bisa ngasih kopi dan udud sebagai tanda terima kasih, dan memang mereka tidak meminta tapi kita aja yang memberi walau alakadarnya
Saya saat menjelang awal puasa tiba saya sering kecapean jalan kaki, lho kenapa emang? Nenek atau ibu nyuruh saya untuk antar-antar rantang (wadah makanan yang di susun rapi pakai panggang) ke tetangga, nah yang paling malasa itu ketika harus ngantar makanan ke saudara nenek atau ibu yang rumahnya jauh,, hadeuh cape banget. Di tambah lagi tidak menggunakan kendaan, mengingat jalan di pedesaan licin dan tidak semua rumah bisa masuk kendaraan, karena ada rumah yang di pesawahan di gunung
Terus kenapa tidak sama orang tua? Alasan klasiknya sibuk di rumah melayani tamu di khawatrikan ada saudara atau tetangga yang datang tidak ke pulang ‘’mulang’’, hmmm
bahkan job saya kala lagi sibuk banget dalam sehari bisa mengunjungi puluhan rumah tapi sih masih dalam satu kampung, dan anehnya lagi yang nganter makanan ke tetangga, mesti anak-anak, dan berlaku untuk semua anak-anak yang ada di kampung kami
wadah rantang yang kami bawa bisa sampai 4 wadah di susun rapi, wadah paling atas di isi dengan kerupuk macam kerupauk kemplang, wadah kedua di isi dengan tumisan macam tumis tempe, bihun, wadah ketiga sayuran bisa sayur ayam, sayur sop atau sayur ikan atau pindang, dan yang paling bawah di si dengan nasi, dan susunan itu itak pernah berubah siapaun dan sudah menjadi default
Nah itu yang menganai kebiasaan sebelum puasa atau hari raya tiba
Nah kira-kira di kampung kamu masih ada kah yang masih tradisi antar-antar makanan ke tetangga/saudara saat menjelang bulan puasa tiba? Atau mungkin kah ada tradisi lain yang tidak saya sebutkan di atas, boleh deh di coment di bawah.
*** Happy nice day
Lagi pulak, saya mau posting di bulan puasa tahun 2018, eh waktunya ramadhan sudah habis, ya akhrinya saya tunda dulu, dan sekarang ada waktu, jadi saya posting aja gak apa-apa ya, walaupun bukan saatnya
Bulan ramadhan adalah bulan penuh rahmat yang di nanti-nanti oleh semua umat muslim di seluruh dunia dan tidak terkcuali di Indonesia, dan saya yang paling saya nantikan adalah bukan menantikan mudik dan libur lebarannya atau dapat THR dari perusahaan, tapi menimba amal mengais rezeki, dan mencari hikmahnya itu lho yang saya natikan. *jangan salah*
Baca Juga:5 KEGIATAN DI GARUT SELATAN, ALTERNATIF WISATA YANG TIDAK MELULU TENTANG PANTAI
Sebab kita tahu dalam bulan ramadahan kita bisa menyimpuh amal, mendompleng hawa nanfu untuk lebih baik lagi dari bulan sebelumnya
Dan bulan puasa khussuya di adat sunda identik dengan budaya jaman dulu dan sudah turun temurun di lakukan seperti halnya ngukus saat munggahan
Nah ngomong-ngomong masalah kebiasaan di bulan ramadhan saya suka ingat masa bocah dulu, yang mana bila memasuki bulan ramadhan, warga kampung di sibukkan dengan beragam kegiatan
Nah kegiatan apa itu? simak terus ya
Walaupun kebiasan dan budaya sunda ini, lambat laun sudah mulai luntur dengan hadirnya budaya modern, perkembangan teknologi yang tidak bisa di bendung yang mempengaruhi generasi penerus bangsa,
Kebiasaan apa yang orang-orang dulu lakukan khususnya orang sunda lakukan sebelum memasuki bulan puasa tiba?
#Munggahan
Munggahan di desa kami khususnya adat sunda yang ada di desa Girimukti harus di tambah dengan ritual lain seperti ‘’ngukus’’
#Ngukus (bakar kemenyan)
Tujuan dari istilah ngukus adalah memanjaktkan doa kepada tuhan yang maha esa agar selama sebulan penuh di beri kelancaran dalam melaksanak ibadah puasa dan tidak ada halangan suatu apapun, sepeti timbulnya penyakit dan godaan lainnya
Saat sebelum ngukus di laksanakan perlu adanya sesaji seperti nasi tumpeng, rujakan dan aneka olahan makanan lainnya
Sebelum ritual di mulai di pagi hari ibu-ibu di sibukan dengan membuat makan dan sajian untuk nanti ngukus munggahan, sepeti membuat nasi tumpeng, masak ayam/ikan dan bikin sajian lainnya yang di anggap di perlukan. Untuk proses ngukus ini pada umunya di sore hari sekitar pukul 15.00-18.00
Sajian pelengkap lainnya adalah terdapat rujakan (rujak kelapa, rujak asam jawa, rujak bunga kemangi dll), bubur merah dan putih, tantang angin, kupat, dan kalau ada masakan lain boleh di ikutkan saat doa ngukus ini
Saat ritual di mulai anggota keluarga di wajibkan untuk berkumpul dan sudah bersih dari kotoran ‘’bebersih’’ menghadiri doa munggahan bersama, dan ikut mendoakan agar di beri kelancaran
Setelah kumpul anggota keluarga di lanjutkan si kepala keluarga atau pupuhu kampung untuk ngukus sambil memanjatkan harapan dan doa kepada tuhan yang maha esa, agar selama bulan puasa tidak ada halangan yang menimpa anggota keluarga yang menjalankan puasa dan selalu berjalan dengan lancar. ini berlangsung kurang dari 15 menit
Dan setelah seleasi berdoa kemudian di lanjutkan dengan makan bersama (makan berama keluarga dan tetangga yang menghadiri acara ngukus ini) dan sebagian tumpeng di sisakan untuk sanak saudara dan tetangga yang dekat,dengan istilah ‘’nganter’’, makanya saat membuat olahan makanan dan tumpeng perlu lebih banyak karena sebagain untuk di bagikan
#Sehari Sebelum Puasa Ramadhan Warga Kampung Pasri Jambu Girimukti libur Bekerja
Munggahan jaman sekarang
Untuk jaman sekarang ini di sebut munggahan itu hanya sekedar masak-masak biasa dan dalam jumlah sedikit dan tidak di berikan doa-doa macam ngukus bakar kemenyan dan memohon kepada tuhan yang maha esa dengan cara-cara jaman dahulu, tapi cukup, masak sederhana dan keberadaan tumpeng itu bukan hal yang wajib, dan kalau dulu memang wajib adanya tumpeng, tapi saat ini bisa ada bisa tidak,
Hal perubahan jaman mulai dari generasi yang semakin modern dan juga kepercayaan anak jaman now lebih ke rasional, jadi budaya macam dulu itu sudah mulai luntur dan di tinggalkan perlahan
Munggahan jaman now itu paling hanya membuat rendang, rujak cendol, syrup dll karena beranggapan hanya untuk lingkungan keluarga di rumah karena mungkin berpikir ngapain juga masak banyak kelurga sedikit tidak untuk di bagikan.
Selain itu lokasi munggahan untuk jaman sekarang ini tidak mesti di rumah, tapi bisa di lakukan di mana saja macam di hotel , kantor, café, di gudang
Dan uniknya disebut dengan munggahan jaman sekarang mah di rayakan jauh-jauh hari, padahal kalau menengok jaman dahulu penamaan istilah munggahan itu sehari sebelum puasa di laksanakan, dan itu wajib, bukan 2-5 hari seblum puasa, dan kalau jaman dahulu tidak afdol
seperti muggahan di kantos saya seminggu sebelum hariha puasa sudah melakukan munggahan, hihi,,
nah apakan di kantor kamu juga sama?
#Potong Ayam/ Ngabedahkeun Balong (Menguras Kolam Ikan)
Dan sudah tradisi nenek moyang di kampung kami kalau memasuki bulan ramadhan adanya budaya ‘’nganter’’ nganter itu adalah membagikan makanan ke tetangga, sanak saudara yang dekat dengan rumah, tradisi nganter di lakukan saat menjelang puasa dan menjelang hari raya besar seperti idul Fitri
Dan tujuan potong ayam atau ngabedahkeun balong adalah untu persediaan lauk di saat mengahadapi munggahan
lauk nantinya untu di olah selain untuk ritual doa munggahan juga di peruntukan mulang (pengembalian makanan dengan masakan kita buat), jadi si tetangga ngasih makanan ke kita, nah kita juga perlu ngasih makanan ke mereka,
Nah mulang ini apakah wajib?
Tidak perlu juga, hanya warga kampung kadang memeliki rasa, masa orang lain ngasih makanan sementara kita enggak.
#Ngabedahkeun balong (menguras ikan dari kolam)
Pada 2-3 hari sebelum memasuki hari puasa atau di hari raya menjadi panen rizki untuk orang yang memeliki kolam ikan sebab bisa menjual ikan dengan jumlah banyak,
Dan uniknya orang yang butuh ikan, si pemilik kolam tidak perlu susah-susah menyediakan ikan sudah di daratan, tapi membiarkan si pembeli untuk ngambil sendiri dari kolam langsung dengan istilah nyair (mengambil ikan dari kolam menggunakan sair atau sunda:ayakan)
Saat nyair berlangsung warga kampung turun ke kolam sambil basah-basahan dan membuat senang terutama anak-anak, oleh anak-anak moment nyair ini di jadikan permainan saling lempar lumpur
saat e pembeli di perkirakan sudah memenuhi kebutuha ikan, tinggal melapor ke pemilik kolam dan di kilo dan langsung bayar dan uniknya beli ikan dari tetangaga adalah bisa dapat lebih atau mungkin diskon dengan alasan kekeluargaan, dan yang paing senagn lagi kalau kita membawa anak kecil kadang dapat bagian khusus dari pemilik kolam bisa dapat ikan satu atau dua biji
Nah yang menjadi alasan warga memilih ikan lokal daripada ikan tambak adalah di masalah harga, harga ikan tambak dan ikan lokal cenderung lebih murah ikan lokal, dan bisa beda 2-5 ribu perkilo, selain itu tidak kalah menariknya adalah ikan lokal bisa langsung kita pilih dari kolam langsung dan pulak ikan lokal anggapnya aman tidak menggunakan pakan pabrikan macam ikan tambak dan rasanya lebih enak ikan lokal. Ikan yang merek jual pada umumnya ikan mas, mujair, nilem, lele dan boncenang
#Mandi Keramas
seperti saya dulu masih bocah, sehari sebelum puasa sekitar jam 15.00, nenek sudah menyuruh saya untuk segera mandi, dan katanya agar saat ngukus munggahan sudah bersih
dan saat saya mau ‘’bebersih’’itu di wajibkan untuk membawa air ke dalam ember, yang sudah di beri doa-doa oleh sesepuh kampung, mungkin tujuannya agar di kuatakan menghadapi hari-hari di saat bulan puasa, Wallahu walam
#Cukur Rambut, janggut Dan potong Kuku
apalagi di kampung Pasir Jambu Girimukti yang bisa potong rambut jumlahnya tidak banyak dan dan uniknya orang yang bida potong rambut ini tidak memungut bayaran mahal, ini tejadi karena sikap kekeluargaan yang kental di kamung kam ini,
Potong rambut pada umumnya dengan style monoton hampir tidak ada style modern, gaya potongan rambut tua atau muda gayanya standar, dan karena memang tujuannya hanya asal pendek dan rapi, bukan untuk di cukur gaya
tarif per kepala tidak ada tarif khusus hanya kalau kita ridho bisa ngasih kopi dan udud sebagai tanda terima kasih, dan memang mereka tidak meminta tapi kita aja yang memberi walau alakadarnya
#Antar-Antar makanan Ke Tetangga
Terus kenapa tidak sama orang tua? Alasan klasiknya sibuk di rumah melayani tamu di khawatrikan ada saudara atau tetangga yang datang tidak ke pulang ‘’mulang’’, hmmm
bahkan job saya kala lagi sibuk banget dalam sehari bisa mengunjungi puluhan rumah tapi sih masih dalam satu kampung, dan anehnya lagi yang nganter makanan ke tetangga, mesti anak-anak, dan berlaku untuk semua anak-anak yang ada di kampung kami
wadah rantang yang kami bawa bisa sampai 4 wadah di susun rapi, wadah paling atas di isi dengan kerupuk macam kerupauk kemplang, wadah kedua di isi dengan tumisan macam tumis tempe, bihun, wadah ketiga sayuran bisa sayur ayam, sayur sop atau sayur ikan atau pindang, dan yang paling bawah di si dengan nasi, dan susunan itu itak pernah berubah siapaun dan sudah menjadi default
Nah itu yang menganai kebiasaan sebelum puasa atau hari raya tiba
Nah kira-kira di kampung kamu masih ada kah yang masih tradisi antar-antar makanan ke tetangga/saudara saat menjelang bulan puasa tiba? Atau mungkin kah ada tradisi lain yang tidak saya sebutkan di atas, boleh deh di coment di bawah.
*** Happy nice day