Perilaku Curang Petani Gula Aren menambahkan Tawas
Perilaku Curang Petani Gula Aren menambahkan Tawas-Untuk masyarakat pedesaan kegiatan memproduksi gula aren sudah menjadi budaya turun-termurun, membuat gula aren bukan hal asing dan kebiasaan ini mengingat di pedesaan banyak tumbuh subur aren hal tersebut di tunjang dengan keadaan geografis yang medukung
Nyadap adalah istilah untuk orang yang mengambil air aren dari pohonnya, yang di ambil 2 kali sehari dan pada umumnya di lakukan di pagi dan sore hari pada pukul 07.00 dan sore jam 16.00
Di pedesaan sebaigan besar warga mahir nyadap enow, karena memang di ajarkan oleh orang tuanya, mislanya kalau memeliki anak laki wajib bisa nyadap karean sebagai generasi penerus keluarga
Nyadap enow menurut Mbah Karso yang sudah puluhan tahun nyadap enow dan memeliki beberapa pohon yang beliau sadap’’ tidak setiap orang mahir menyadap enow dan menurut kepercayaan ada tangan panas dantangan dingin, tangan panas adalah tangan yang kurang cocok unguk nyadap, jika di paksakan air enownya tidak akan keluar, nah tangan yang dingin ini yang cocok
Terus untuk membedakan tangan panas dan dinginya bagaimana? Itu hanya dia yang tahu mungkin karena ada kepercayaan spiritual tertentu
Kebiasan dulu dan sekarang memang agak jauh berbeda, dulu kalau memproduksi gula cukup mudah dan di buat secara alami, namun kenyataannya sekarang banyak pengrajin gula yang curang, misalnya dengan menambahkan obat (tawas) agar gula yang di hasilkan warna purih dan di anggap gula putih alami oleh tengkulak
Ironis memang untuk menghasilkan gula putih bersih tidak sedikit petani gula aren dengan melakukan kecurangan dan perilaku curang itu di anggap sudah biasa, pada di lihat dari segi kesehatan memang berdampak
Padahal kalau ingin menghasilkan gula aren yang putih alami perlu trik khusus pada saat mengolah sebelum jadi gula
seperti penuturan kake saya, kalau ingin hasil gula aren yang putih, usahakan lahang jangan di biarakan terlalu lama di simpan dalam lodong (wadah saat di pohon) ketika sudah di turunkan dari pohonnya, karen nantinya si lahang akan mudah asam dan gulanya akan hitam, selain itu, saat memanaskan perlu api yang banget (kuat), supaya air biasa segera menguap
orang dulu juga memang agar gula yang di hasilkan putih adalah dengan menambhakan ramuan khusus yaitu akar pohon tertentu,saya lupa namanya hehe, yang mana fungsinya agar si gula aren putih, caranya di masukan ke dalam lodong dan gula yang di dapatkan menjadi putih alami dan aman
saya merasa prihatian memang untuk pengrajin gula aren saat ini, ada sebagian petani dengan melakukukan upaya curang, seperti dengan menambahkan tawas, tawas ini di percaya untuk kalangan penyadap bisa memberikan efek baik dan memberi warna kesan putih pada gula
Tawas kita tahu, bahwa memberi dampak buruk untuk kesehatan tubuh sepertinya gangguan ginjal, sistem pencernaan dan lain-lain, padahal kita tahu tawasa adalah bahan campuran untuk menjernihakan air terutama untuk kolam renang selain kaporit
Heheh sadis juga yah mereka? Hmmm
untuk gula yang di berikan tawan sepintas memang terliat putih alami, namun kalau kita jeli pasti ada perbedaan gula putih alami dan putih pakai tawas untuk kita tahu membedakan mana gula pakai tawas mana tidak, kita akan bahan selanjutnya di bawah
Untuk gula yang di berikan campuran obat (tawas) memeliki duras waktu simpan cukup singkat, misalnya uanuk gula alami tanpa campura pemutih bisa bertahan lebih dari 3 bulan dalam bungkus kedap udara (plasitk) dan di simpan suhu lebih dari 30 derajat, namun untuk gula di beri pemutih hanya bertahan 5 hari itu sudah memunculkan tanda-tanda lelehan,
Nah untuk ula yang di beri campuran kadang putihny beda banget, putihnya mengkilap dan, glowing dan terkesan bersih, dan saat di tekan jari kurang keras, makanya kalau penjual kadang melarang pembelinya menekan-nekan gula aren
Untuk tengkulak yang sudah berpengalaman gula aren utih alami dan gula aren pakai pemutih (tawas), harganya cenderung beda, misalnya untuk gula alami tanpa pemutih Rp 10.000/kg dan untuk gula di tambahan pemutih hanya Rp 7500, dan hal ini menjadi kerugian bagi petani gula, padahal cara pengolahan dan waktu yang di butuhkan sama persis dengan pematangan tanpa pemutih
Nila setitik rusak susu sebelanga, ini mungkin pribahasa yang cocok untuk petnai yang curang, tidak sedikit di cap oleh konsumen/tengkulak citra negatif dan menganggapknya kurang aman di konsumsi
Padahal tidak semua petani gula aren berbuat demikian, memang gula aren yang hitam itu di karenakan pohon aren yang sudah tua dan tidak tahu teknik pengolahan lahang seperti yang sudah di jelaskan saya di atas
Untuk konsumen yang sudah cerdas dan sering menjadi pelanggan gula aren, seperti tukang cendol, surabi, dll, merask lebih pintar membedakan mana gula arean kwalitas baik dan kawitas kurang, makanya seperti sudah saya sebutkan di atas gula aren yang pakai pemutih harganya beda,
Tapi untuk pedagang surabi atau cendol yang nakal lebih memilih gula aren pakai tawas yang menjadi alasanya harga murah, dan bukan untuk konsumsi sendiri, padahal itu termasuk perbuatan menjolimi diri sendiri dan rizkiny kurang berkah
Dan konsumen yang sadar akan kesehatannya lebih memlilih gula aren alami walau harganya agak mahal, apalagi untuk kebutuhan konsumsi keluarga
Gula aren memang di produksi bukan di pabrik dengn skala besar, bisa jadi BPOM kurang begitu memperhatikan/bahkan tidak adanya pemeriksaan ke lapangan, apalagi petani gula aren bukan perusahann besar yang memeliki izin resmi pemerintah, tentu saja hal ini menyulitkan BPOM untuk mendetaksi kecurangan-kecurangan yang di lakukan oknum petani
Peran BPOM untuk pengujian gula aman atau tdiaknya hanya sampai ke pasaran tidak terjun secra langsung ke produsen
Hal ini di persulit gula aren sifatnya perorangan dan dikumpukan oleh tengkulak dan langsung masuk ke pasar, dan tidak melewati pemeriksaan BPOM
Selain itu petani gula aren bukan dari satu wilayah tapi banyak produsen yang di kumpulkan oleh tengkulak, dan untuk petani menghasillkan kurang dari 10kg
Orang yang memproduksi si gula aren kadang tidak begitu tahu mengenai dampak dari campuran pemutih itu sendiri, karena kurangnya terpaparnya informasi kesehatan dan di anggapnay biasa, selain itu tidak adanya penyuluhan langsung kepada masyarakat dari pihak terkait mengenai dampak negatifnya
Dan anehnya lagi orang yang sudah tahu dampaak dari penambahan pemutih itu merugikan kesehatan masih saja menambhkan, dengan alasan orang lain juga begitu, padahal menurut kita, lebih baik gula hitam tapi alami tapi banding menjolimi orang lain
Dulu-dulu sebelum konusmen tahu dengan mnggnuan campuran pemutih , mengagapny putih gula aren itu alami di angap gula bagus, sehat di banding gula hitam, , namun untuk sekarang ini sudah bukan rahasia lagi , konsumen sudah cerdas mana yang pakai pemutih mana yang tidak
Konsumen yang cerdas kadang menanyakan dulu kepada penjual apakah menggunakan pemutih atau tidak? Untuk penjual yang jujur memang mengatakna apa adanya, tapi yang kurang jujur, ya begitulah,,,,
Yang menjadi alasan kenapa petani gula aren masih menggunakan campuran tawas? Menurut pandangan saya adalah gula aren yang di beri pemutih masih laku keras di pasaran, dan bahkan lebih laku lagi di banding dengan gula putih alami, dan lagi-lagi alasan murah, dan pemutih itu di anggap biasa
Coba kalau di embargo oleh semua konsumen gula untuk tidak membelinya khusus untuk gula yang menambhakan tawas, saya yakin petani gula aren juga akan berpikir ulang untuk tidak lagi berbuat jahat itu, tapi masalahnya sulit juga, karena kebersamaan dulu baru akan tercapai tujuan
Namun hal ini kadang dilema di sisi lain masyakar ada yang sadar kesehatan, dan di sisi laing kadang mengabaikannya, hmmm ,,, ya begitulah
Selain petani kurang menyadari pentingnya kesehatan, para konsumennya pun demikian, jadi sepertinya sama-sama tidak tahu, atau memang tidak mepedulikannya?
Seperti sudah saya singgung di atas, kadang untuk hal kesehatan di anggap nomor duakan, di anggapnya ‘’udahlah gak apa-apa da gak sering ini’’, nah kata tidak sering ini, ini lah justru yang membahayakan,
padahal dalam jangka waktu lama tubuh kita akan di di hantui dengan beragam penyakit yang kapanpun bisa menyerang
Nah jika sudah sakit berobat ke mana-mana dan penyakit sulit di sembuhkan, padahal untuk jaman modern ini faktor makanan dan gaya hidup itu menjadi penyebab munculnya penyakit itu cukup besar,
Sulit juga untuk penegak hukum untuk meghukum produsen gula aren yang nakal ini, alasanya tidak lain adalah bukan pabrik/produksi resmi dan memeliki izin pemerintah, hanya Home Industri di pedesaan dan produksi dalam skala kecil dan produksinya dalam jangka waktu singkat, mungkin hanya kurang dari 5 bulan sudah stop dan di tambah lagi nyadap gula aren itu bukan pendapatan utama keluarga, hanya mengisi waktu luang dan memanfaatkan pohon aren milik sendiri
Dari segi rasa memang tidak ada yang beda, namun untuk gula pakai pemutih di simpan selam 1 minggu akan langsung meleleh walau di simpan dalam wadah tertutup,
Maksud dari putih alami adalah gula terlihat putih dan cenderung kehitam-hitaman, saat di tekan-tekan keras, dan juga kita harus menanyakan kepada penjual, apakah menggunakna pemutih atau ndak
Kalau anda inign mencobanya apakahgula itu menggunakna pemtuiha atau tidak coba deh di simpan dalam suhu kamar dalam seminggu
Kalau di simpan selam 1 minggu meleleh itu artinya pakai pemutih, tapi kalau m kuat nah itu yang aman dan baik di konsumsi
Kala anda pergi ke desa pasti akan menjumpai petani gula aren, dan kalau bisa anda beli dari petaninya langsung selain mendapat harga yang murah, dan petani gula aren cenderung jujur, tidak seperti kebanyakan di pasaran yang banyak manifulasi fakta menjadi opini demi mendapatakan keuntungan semata
Tapi ada saatnya walaupn harga gula standar misanya Rp 10.000 tapi kalau ada yang menjual kurang dari segitu itu perlu waspada
Nah apakah membeli gula merah di supermarket itu aman dan di jamin tidak menggunakan bahak pemutih? tidak juga, yang aman adlaah membeli dari penjual langganan anda atau lebih aman lagi proudsen langsung
Gula yang tahan lama dan sudah di pastiakan alami, dan gula alami bisa bertahan sampai 6 dan bahkan kalau di simpan makin lama, justru makin kuat da bagian tengahnya ada macam putih-putih kalau ornag sunda bilang madunya gitu, dan itu rasanya enak banget
- Di simpan tidak tahan lama bahkan kuarng dari seminggu
- Harganya agak murah
- Saat di tekan agak kurang keras,
- Kadang pinggirnya agak putih-putih banget
Nah itu ya share mengenai gula aren pakai pemutih danmana yang aman, atau mungkin anda memeliki pengalaman mengenai gula yang aman boleh deh di comment di bawah ya?
*) Flaten Images: Instagram: @rachmawati.adam
**** Happy nice day
Nyadap adalah istilah untuk orang yang mengambil air aren dari pohonnya, yang di ambil 2 kali sehari dan pada umumnya di lakukan di pagi dan sore hari pada pukul 07.00 dan sore jam 16.00
Di pedesaan sebaigan besar warga mahir nyadap enow, karena memang di ajarkan oleh orang tuanya, mislanya kalau memeliki anak laki wajib bisa nyadap karean sebagai generasi penerus keluarga
Nyadap enow menurut Mbah Karso yang sudah puluhan tahun nyadap enow dan memeliki beberapa pohon yang beliau sadap’’ tidak setiap orang mahir menyadap enow dan menurut kepercayaan ada tangan panas dantangan dingin, tangan panas adalah tangan yang kurang cocok unguk nyadap, jika di paksakan air enownya tidak akan keluar, nah tangan yang dingin ini yang cocok
Terus untuk membedakan tangan panas dan dinginya bagaimana? Itu hanya dia yang tahu mungkin karena ada kepercayaan spiritual tertentu
Kebiasan dulu dan sekarang memang agak jauh berbeda, dulu kalau memproduksi gula cukup mudah dan di buat secara alami, namun kenyataannya sekarang banyak pengrajin gula yang curang, misalnya dengan menambahkan obat (tawas) agar gula yang di hasilkan warna purih dan di anggap gula putih alami oleh tengkulak
Kebiasaan Petani Gula Aren yang Meyimpang
Baca juga: TERNYATA BUKA PANTAI PANGANDARAN SAJA YANG RAMAI, SEBELUM PANTAI PANGANDARANPUN TAK KALAH SERU
Padahal kalau ingin menghasilkan gula aren yang putih alami perlu trik khusus pada saat mengolah sebelum jadi gula
seperti penuturan kake saya, kalau ingin hasil gula aren yang putih, usahakan lahang jangan di biarakan terlalu lama di simpan dalam lodong (wadah saat di pohon) ketika sudah di turunkan dari pohonnya, karen nantinya si lahang akan mudah asam dan gulanya akan hitam, selain itu, saat memanaskan perlu api yang banget (kuat), supaya air biasa segera menguap
Menggunakan ramuan alami
saya merasa prihatian memang untuk pengrajin gula aren saat ini, ada sebagian petani dengan melakukukan upaya curang, seperti dengan menambahkan tawas, tawas ini di percaya untuk kalangan penyadap bisa memberikan efek baik dan memberi warna kesan putih pada gula
# Anggapan gula akan mahal
Heheh sadis juga yah mereka? Hmmm
untuk gula yang di berikan tawan sepintas memang terliat putih alami, namun kalau kita jeli pasti ada perbedaan gula putih alami dan putih pakai tawas untuk kita tahu membedakan mana gula pakai tawas mana tidak, kita akan bahan selanjutnya di bawah
Dampak buruk menggunakan bahan campuran untuk petani gula aren
#Gula tidak tahan lama
#Warna gula yang di berikan tawas putihnya kebangetan
#Harga gula aren murah
# Citra petani gula aren tercoreng
Padahal tidak semua petani gula aren berbuat demikian, memang gula aren yang hitam itu di karenakan pohon aren yang sudah tua dan tidak tahu teknik pengolahan lahang seperti yang sudah di jelaskan saya di atas
#Persepsi konsumen masih lebih mementingkan harga di banding sadar kesehatan
Tapi untuk pedagang surabi atau cendol yang nakal lebih memilih gula aren pakai tawas yang menjadi alasanya harga murah, dan bukan untuk konsumsi sendiri, padahal itu termasuk perbuatan menjolimi diri sendiri dan rizkiny kurang berkah
Dan konsumen yang sadar akan kesehatannya lebih memlilih gula aren alami walau harganya agak mahal, apalagi untuk kebutuhan konsumsi keluarga
Kenapa masih banyak petani gula aren yang curang
#Tidak adanya pengawasan dari BPOM
Peran BPOM untuk pengujian gula aman atau tdiaknya hanya sampai ke pasaran tidak terjun secra langsung ke produsen
Hal ini di persulit gula aren sifatnya perorangan dan dikumpukan oleh tengkulak dan langsung masuk ke pasar, dan tidak melewati pemeriksaan BPOM
Selain itu petani gula aren bukan dari satu wilayah tapi banyak produsen yang di kumpulkan oleh tengkulak, dan untuk petani menghasillkan kurang dari 10kg
#Pentani gula aren kurang mengetahui dampak buruk untuk kesehatan
Dan anehnya lagi orang yang sudah tahu dampaak dari penambahan pemutih itu merugikan kesehatan masih saja menambhkan, dengan alasan orang lain juga begitu, padahal menurut kita, lebih baik gula hitam tapi alami tapi banding menjolimi orang lain
#Ingin mendapatkan harga mahal tapi malah sebaliknya
Konsumen yang cerdas kadang menanyakan dulu kepada penjual apakah menggunakan pemutih atau tidak? Untuk penjual yang jujur memang mengatakna apa adanya, tapi yang kurang jujur, ya begitulah,,,,
#Masih laku keras gula aren pakai pemutih ( tawas) di pasaran
Coba kalau di embargo oleh semua konsumen gula untuk tidak membelinya khusus untuk gula yang menambhakan tawas, saya yakin petani gula aren juga akan berpikir ulang untuk tidak lagi berbuat jahat itu, tapi masalahnya sulit juga, karena kebersamaan dulu baru akan tercapai tujuan
Namun hal ini kadang dilema di sisi lain masyakar ada yang sadar kesehatan, dan di sisi laing kadang mengabaikannya, hmmm ,,, ya begitulah
#Para konsumen pun kurang begitu peduli kesehatan
Seperti sudah saya singgung di atas, kadang untuk hal kesehatan di anggap nomor duakan, di anggapnya ‘’udahlah gak apa-apa da gak sering ini’’, nah kata tidak sering ini, ini lah justru yang membahayakan,
padahal dalam jangka waktu lama tubuh kita akan di di hantui dengan beragam penyakit yang kapanpun bisa menyerang
Nah jika sudah sakit berobat ke mana-mana dan penyakit sulit di sembuhkan, padahal untuk jaman modern ini faktor makanan dan gaya hidup itu menjadi penyebab munculnya penyakit itu cukup besar,
#Hukum tidak di tegakkan/ sulit di tegakkan
Cara memilih gula aren yang aman
# Pilih gula yang memang putih alami
![]() |
Salah satu contoh gula aren alami tanpa pengawet |
Maksud dari putih alami adalah gula terlihat putih dan cenderung kehitam-hitaman, saat di tekan-tekan keras, dan juga kita harus menanyakan kepada penjual, apakah menggunakna pemutih atau ndak
Kalau anda inign mencobanya apakahgula itu menggunakna pemtuiha atau tidak coba deh di simpan dalam suhu kamar dalam seminggu
Kalau di simpan selam 1 minggu meleleh itu artinya pakai pemutih, tapi kalau m kuat nah itu yang aman dan baik di konsumsi
# Kalau bisa belilah dari petani gula aren sekalian
#Tanyakan kepada penjual apakah menggunakan pemutih atau tidak
Kalau anda pergi ke pasar mungkin si penjual tidak mungkin menjawab begitu saja kecuali sudah langganan anda#Jangan sembarangan membeli gula yang murah
Harga gula memang relatif turun naik dan tiap bulan tidak menetap, tergatung dari laku atau tidaknya gula di pasaran,Tapi ada saatnya walaupn harga gula standar misanya Rp 10.000 tapi kalau ada yang menjual kurang dari segitu itu perlu waspada
Nah apakah membeli gula merah di supermarket itu aman dan di jamin tidak menggunakan bahak pemutih? tidak juga, yang aman adlaah membeli dari penjual langganan anda atau lebih aman lagi proudsen langsung
#Pilih gula yang sudah di simpan cukup lama
#Beli dari langganan langsung
Orang yang suda h melanggan dengan anda mana mungkin mereka bohong, jadi lebih baik melanggan satu aja, jangan dari orang lain yang belum tentu kualitasnya dan belum tentu jujur pulak#Beli langsung dari tengkulak
Jika kebetulan membutuhkan gula partai besar belilah dari tengkulak langsung selain mendapat harga murah, dan kita bisa mengetahui mana gula alami dan mana gula yang memang kurang aman,Ciri-ciri gula aren yang pakai pemutih
- Terlihat putih bersih dan agak glowing- Di simpan tidak tahan lama bahkan kuarng dari seminggu
- Harganya agak murah
- Saat di tekan agak kurang keras,
- Kadang pinggirnya agak putih-putih banget
Nah itu ya share mengenai gula aren pakai pemutih danmana yang aman, atau mungkin anda memeliki pengalaman mengenai gula yang aman boleh deh di comment di bawah ya?
*) Flaten Images: Instagram: @rachmawati.adam
**** Happy nice day