Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesenian Ekstreme di Cisewu Garut (Gegel Jubleg)

Kesenian Ekstreme di Cisewu Garut (Gegel Jubleg)-Seni serangkaian kegiatan yang melibatkan orang-oran dalam kelompok atau perorangan yang menghasilakan aransemen musik, nada dan suara yang menarik untuk di dengar dan di tonton

Setiap daerah memeliki kesenian masing-masing dan memeliki kekhasan dan ini dipengaruhi karena adanya budaya, bahasa, serta geografis lingkungan itu sendiri   seperti contoh kecil di Joga beda budayanya dengan kesenian orang minang, kesenian orang ambon beda dengan kesenia orang sunda dan bukan hanya itu tapi berikut aspek yang lainnya seperti pola interaksi, norma, adat istiadat dll

Munculnya seni karena adanya budaya, seni dan budaya pada akhirnya tidak bisa di pisahkan dan pada ujungnya menjadi salah satu kesatuan yang utuh, apabila kita bicara seni maka akan bicara budaya

kesenian-cisewu-garut-gegel-jubleg

Seni tiap daerah memeliki keunikan dan ciri khas masing-masing, maka dari itu seni menjadi ciri identitas suatu daerah dan wilayah

Nah untuk kali ini kita akan bahas mengenai kesenian yang ada di Cisewu Kabupaten Garut yaitu kesenian sudah melegenda sejak ratusan tahun silam dan kesenian itu di namai seni ‘’Gegel Jubleg’’
ada yang tahu gegel jubleg itu apa? mungkin untuk orang Sunda tidak asing lagi dengan istilah gegel, karena kata gegel ini di ambil dari bahasa sunda

Apah gegel jubleg, gak salah tuh? Emang benar adanya?

Dalam bahasa sunda ‘’Gegel’’ yang artinya adalah mengigit, kata ‘’Jubleg’’ adalah  salah satu alat untuk menumbuk padi gabah (butiran padi belum jadi beras) menjadi beras  yang melalui serangkaian proses seingga menjadi berasa yang siap di masak,  dan penggunaan jubleg di pakai oleh orang dahulu yang belum hadirnya mesih penggilingan padi modern seperti sekarang ini

Jubleg itu sendiri terbuat dari kayu yang di angap kuat dan tahan benturan pilihan seperti kayu mala, sujen, dan memilih kayu dengan diameter lebih dari 30 cm, kemudian di potong sesuai dengan diameter kayu, lalu di pahat dan tengahnya di pahat membentuk lubang untuk memasukan padi yang akan di tumbuk, dan kedalaman lobang variatf tergantung panjang diametet kayu dan ada sampai 30 cm, jubleg pasangannya adalah ‘’alu’ (Sunda: Halu)’ alu dan jubleg satu kesatuan dan fungsinya saling membutuhkan, karena apabila tidak ada salah satu alat maka tidak bisa di gunakan

Baca Juga:Bandung Kota Kembang Memeliki Seribu Kisah yang Menarik

Bobot jumbleg di perkirakan lebih dari 20 kg, makanya penempatan jumbleg di simpan khusus di tempat yang aman dan jarang di pindah tempatkan karena memeliki beban berat, semakin besar jubleg tentunya bebanpun demikian

Kembali lagi ke pembahasan seni gegel jubleg, seni gegel jubleg memang kedengarannya ekstreme,  dan mungkin untuk kamu  yang baru mendengarnya mustahil, jubleg segede gaban bisa di gigit oleh gigi manusia, tapi kesenian yang ada di Cisewu ini jubleg  benar-benar digigit oleh manusia, dan kedenganrannya merasa mustahil dan kurang masuk akal manusia

Aakan tetapi kesenian gegel jubleg yang ada di Cisewu benar nyata dan benar adanya, memang kesenian tersebut merupakan kesenian ekstrem dan di luar nalar manusia pada umumnya
Dan mungkin orang yang tidak memeliki keahlian khusus menggigit jubleg yang bebannya lebih dari 20 kg tidak mungin bisa, tapi bagi pemeran seni gegel jumbleg yang sudah di bekali dengan keahlian khusus dan mungkin laku tirakat batiniah yang ada di Cisewu bukan hal sulit dan terlihat gampang

Seni gegel jubleg  merupakan kesenian nenek moyang dan keberadaanya sudah ratusan tahun, dengan seiringnya waktu seni gegel jubleg tenggelam-timbul dan tergerus dengan kemajuan jaman, dan group seni tradisional yang masih eksis melestarikan seni gegel jubleg adalah ‘’ Giri Mekar Sewu’’ dan kitu merupakan satu-satunya group yang masih eksis sampai saat ini


Mengulas seni gegel jubleg Cisewu


Sedikitnya pelestari seni nenek moyang ini di pengarunhi anak muda yang kurang meminati seni-seni tradisional, tergerus degan budaya modern yang cenderung ke barat-baratan karena di anggap modern
Maka dari itu pelestai seni tradisional kian hari kian terus menurut dan bisa jadi 20-30 tahun kedapan ksesenian sunda nenek moyang entah masih ada atau tinggal sejarah yang memenuhi rak-rak buku perpustakaan dan itupun jiga ada praktisi sejarah yang melestarikannya dalam bentuk, nah bagaimana jiga tidak mungkin hanya cerita belaka yang menghiasi kehidupan jaman dahulu

Yang menjadi kendala menekunin seni  tradisional kadang di bumbui dengan mistis, dan seperti halnya untuk menekuni seni gegel jubleg perlu ada ritual khusus, dan cukup sulit di pelajari secara otodidak

mempelajari seni nenek moyang  mutlak harus ada ‘’guru’’ yang di jadikan panutan atau pemberi arahan supaya anggota mudah memahami dan mempelajari cara dan bagaimaan kesenian itu di perankan

hal lain yangn membut seni tradisional semakin tepuruk adalah tidak bisa di pelajari dari  youtube atau blog terlebih yang menyangkut supranatural, sedangkan perkembangan jaman saat ini semakin terbuka dan kesannya siapaun bisa belajar dimanapun tanpa guru secara nyata hadir di hadapan kita

Anggota gegel jubleg dan di perankan oleh orang yang memeliki keahlian khusus, dan  sepertinya latihan-latihan khusus, dan saya rasa orang yang belajar seni ini membuktian bahwa mereka benar-benar yang memeliki daya linuwih dari keilmuan dan keuletan untuk mendalaminya

Pemeran gegel jubleg jumlahnya cuklup banyak bisa lebih dari 5 orang dan pada umumbay di perankan oleh laki-laki lengkap dengan menggunakan konstum pangsi layaknya jawara (jago silat) di tambah dengan aksesoris ikat pinggang dan ikat kepala (sunda:iket) untuk memberi kesan kesundaan
Musik yang mengiringi gegel jubleg adalah seni campuran (multisseni) misalnya seni reog, pencak silat dan seni gerek di iringi lagu sunda kliningan dan sesekali denan lagu-lagu lagi trend saat ini, dan musik yang di hasilkan cukup menarik dan membangkitkan semangat

Seni gegel jubleg sepertinya identik dengan kekuatan yang memeliki kepiawaian khusus yang tidak bisa di perankan oleh sembarangan orang,
Yang paling menarik menonton  seni gegel jubleg adalah  di saat pemeran mengigit jubleg, jubleg jadi topeng dan jadi topi sambil joget-joget, membuat semua penonton terperangah dan campur aduk rasa kagum

Makanya saat pementasan seni tersebut  tingkat antusias warga yang menonton cukup tinggi, dan karena memang tidak banyak orang yang tahu mengenai keberadaan seni gegel jubleg ini sekalipun oleh orang Cisewu

#Ada Ritual Khusus Sebelum Pentas Seni

Seperti saya sudah ulas di atas orang biasa tidak mungkin mampu menggigit jubleg yang beratnya lebih dari 25 kg di gigit sambil joget-joget dalam waktu lebih dari 5 menit, ini bisa di lakukan hanya orang-orang terlatih

Dan menurut salah satu situs inilah koran, awal mulanya kesenian gegel jubleg adalah berawal dari jaman penjajahan jaman kolonial Belanda jadi keberadaanya sudah ratusan tahun, walapun tidak secara jelas mengenai tahun lahirnya gegel jubleg tersebut

Gegel jubleg lahir dengan tujuan untuk menakut-nakuti penjajah yang masuk ke Cisewu, masyarakat Cisewu untuk mengusir penjajah bukan dengan  senjata tapi dengan menampilkan budaya gigit jubleg di depan para petinggi Belanda di kala itu,

maka seketika penjajah yang masuk ke Cisewu merasa gusar di anggapnya orang Cisewu memeliki kekuatan daya magic

Nah apakah kamu merasa bangga dengan adanya budaya gegel jubleg ini di kota Cisewu?

Saya sendiri selaku warga Cisewu merasa bangga dengan adanya pentas seni disaat Gebyar Budaya Garut di Cisewu, karena ini ajang untuk mempertontonkan budaya kepada masyarakat modern dan terutama kaum milenial bahwa di Cisewu itu memeliki budaya yang unik dan keren yang tidak kalah dengan budaya daerah lain

Karena kita tahu anak muda jaman sekarang lebih mengagumi budaya luar ketimbang budaya lokal, maka dari itu sebaiknya lebih banyak lagi pentas seni yang lain yang tidak alah menarik terutam seni yang berkaitan dengan seni-seni semacam ini

*) Flatein Images: Instagram
** Happy nice day