Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadhan Di Desa Girimukti Cisewu
Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadhan Di Desa Girimukti Cisewu-Menyambut bulan ramadhan umat muslim di seluruh dunia kadang dengan beragam cara, hal ini di pengaruhi oleh adanya perbedaan budaya di masing-masing negara
Menyambut tradisi unik seperti di negara arab beda dengan di negara Indonesia, di India beda dengan di Pakistan dll dan perbedaan ini di pengaruhi pengaruh oleh kultur budaya dan suku yang mendiami negara tersebut
Dan ternyata bukan hanya di negara dan negar ayng membuat beda ,di daerah dan daerah pun dalam satu negara banyak perbedaan, seperti halnya di Indonesia yang memeliki keunikan saat menyambut bulan ramadhan tiba, seperti halnya di Desa Girimukti Cisewu yang memeliki keunikan saat menyambut bulan ramadhan tiba, dan budaya ini memang sudah di lakukan sejak lama oleh masyarakat Desa Girimukti jaman dulu dan menular samapi saat ini, dan kebiasaan ini ada sebagian masih terpelihara dengan baik walapun untuk sebagian kebiasan sudah mulai di tinggalkan terutama hal-hal yang berbau mistis
Munggahan memang pada umumnya semua orang melaksanak tradisi munggahan, namu ada perbedaan antara orang pedesaan dan orang perkotaan, untuk di perkotaan munggahan hanya sekdar makan-makan bersama teman kantor, rekan kerja, patner, rekan bisnis dll dan dilakukan jauh-jauh hari, dimana saat ada kerjaan kosong, dan tidak terpatok denan waktu, kadang orang kota 1 minggu menjelang puasa sudah munggahan beda dengan orang desa kadang esok hari mulai puasa nah hari ini mengadakan munggahan
Namun munggahan di desa di lakukan cukup ribet dan butuh waktu lama dan di pedesaan yang namanya munggahan adalah sehari sebelum puasa di mulai, jadi buka jauh-jauh hari, dan yang membut munggahan di pedesaan ribet adalah perlu potong ayam, beli ikan, numpeng dan lain-lain dan selain itu di tambah ada kepercayaan khsusus, misalnya saat munggahan harus rasulan (Sunda: Ngariung) terlebih dahulu untuk memberian hadiah kepada nenek moyang, dan ini khusus untuk orang yang masih percaya
Nah apakah di kampung anda juga melakuan yang sama?
Tradisi unik ini memang bukan hanya di Desa Girimukti, tapi hampir di seluruh desa yang ada di kecamatan cisewu dan mungkin orang Daerah pada umumnya melakukan hal yang sama, tradisi ngabedahkeun balong ini sudah sejak lama ada dan sudah menjadi membudaya di desa kami
Ngabedahkeun balong di laksanakan 3 hari sebelum puasa, karena memang ngabedahkeun balong ini untuk mendapat ikan, dan ikan ini sengaja untuk modal munggahan dan lauk saat acara munggahan
ikan yang di dapat dari kolam tadi pada umumnya di pasak dengan cara di pindang (di rebus dengan durasi wakut lama dan di tambah bumbu-bumbu enak), sementara mematangkan ikan dengan cara di pindang butuh waktu lebih lama bisa sampai 1x24 jam di atas tungku, jadi tidak begitu hari ini di beli langsung di makan pada hari itu juga tapi butuh wakut lama untuk mendapatkan ikan yang enak dan empuk
Jadi anggapannya waktu 3 hari itu cukup untuk antar-anta makan ke kerabat, saudara dll
Tradisi ngabedahkeun balong bisa 3 hari sebelum puasa atau 3 hari menjelang hari raya lebaran tergantung kemauan pemilik
Sungguh sangat di sayangkan untuk tradisi ngabedahkeun balong ini lambat laun sudah mulai di tinggalkan, faktor yang mendasarnya adalah ketesediaan air yang kurang, sementara ikan butuh air mengalir terus-menerus saban waktu tidak pernah henti terlebih kolam tidak menggunakan beton mudah kehilangan air
Kebudayaan ini sudah sejak lama ada, dan sampai saat ini masih di pertahankan yaitu rasulan, rasulan ini di laksanakan sehari sebelum puasa di mulai, dan menurut kepercayaan setempat tujuannya adalah untuk mengantarkan karuhun/roh leluhur pergi ke alam terentu untuk melaksanak puasa pulak (wallahu alam)
Terlepasn ini budaya apa, yang jelas kebisaan ini masih melekat di desa kami, dan secara turun temurun di lakukan
Rasulan sebelum puasa perlu adanya sesaji seperti rujakan, nasi tumpeng, bubur merah-putih dan sajian lainnya setelah semua tersaji di lanjut berdoa bersama di yang pimpin oleh kepala keluarga atau pupuhu kampung (yang di tuakan) dan setelah seleai berdoa di lanjut makan- makan besama
Dan untuk saat ini rasulan sebelum puasa lambat-laun mulai di tinggalkan mengingat masyarakat kurang percaya terhadapt tahayul dan di anggap bukan budaya islam
Sudah menjadi kebiasan penduduk desa Girimukti apabila esok hari mau puasa maka hari ini anggota keluarga di wajibakan untuk bebersih (membersihkan janggut, kuku, keramas), sebelum mandi di laksanakan harus minta air doa terlebih dahulu kepada pupuhu kampung. Dan menurut kepercayaan setempat agar puasa di lancarkan, tidak sakit saat menjalankan puasa dll dan mandi (bebersih) ini di laksanakn sore hari sekitar 4-5 sebelum tradisi rasulan di mulai, jadi saat rasulan bebersih sudah selesai
Yang menjadi alasan penduduk Desa Girimukti libur tidak bekerja selama 3 hari petama puasa adalah untuk membiasakan diri menahan perut kosong, karena sehai-hari selalu makan dan otomatis di bulan puasa stop, jadi untuk itu perlu ada penyesuaian terlebih dahulu
maka penduduk dari hari petama sampai hari ke-3 ada di rumah masing-masing dan setelah 3 hari libur dia bekerja ke ladang atau sawah, seperti hari biasa
Dan ini bukan sebuah tradisi nenek moyang dan hanya sebagian orang yang melakukan hal seperti ini
Untuk menyiangi makam sanak saudar ini bisa di lakukan seminggu sebelum puasa di mulai, tradisi ini sudah ada sejak lama dan dan masih di pertahankan sampai saat ini., dan tujuan dari membersihkan makam adalah untuk membersihakan halaman makam dan memberi simbol , makan tersebut dada keluaraga yang masih peduli
Dan tak hanya itu saat mengujungi makam di hari lebaran kita tidak merasa risih karena banyak rumput dan sudah menjadi tradisi pulak di desa kami setelah selsia shalat Id untuk pergi ke makam sanak saudara, untuk memberikan doa-doa
Dan sudah menjadi tradisi turun temurun, warga Desa Girimukti di saat hari lebaran harus mengujungi ke makam sanak saudara yang di anggap masih dekat dengan silsilah keluarga, tujuannya pergi ke makam adalah memberiakan doa-doa seperti yassinan dan doa mustajab lainnya
Nah apakah di daerah kalian adakah kebiasaan seperti ini?
Kewajiban membersihkan halaman rumah memang suatu kewajiban penghuninya untuk menambah kenyamanan keluarga dan ada pepatah mengatakan ‘’kebesihan sebagaian dari pada iman’’ dan gambaran orang iman adalah bersih segala-galanya, termasuk hati dan pikiran,
Hati sudah kita bersihkan dengan puasa dan ibadah, dan sekarang tinggal bersihkan lingkungan fisik contohnya dengan kerja bakti
Yang pada awalnya rumput tumbuh dimana-mana dan debu rumah di mana-mana, di saat menjelang puasa semuanya harus di sikat habis dan bukan hanya halaman, tapi harus dibersihkan sampai dalam rumah
Maka dari itu untuk membesihkannya perlu melibatkan semua anggota keluarga tujuannya agar cepat beres dan selai itu tiak kalah penting untuk memberiakn edukasi kepada si kecil untuk hidup bersih
Untuk menambah suasan semangat menjelang lebaran, rumah yang pada awalnya kurang menarik dan kesan kusam akibat di makan usia, menjelang lebaran rumah di cat kembali dengan warna baru atau warna serupa, ini tujuannya untuk menambah suasana bahagia menyambut berakhirnya bulan suci ramadhan dan tak hanya itu untuk penghuni rumah dengan warna yang menarik bisa menambah suasana hati semakin sumringaah untuk menyambut bulan syawal
Menyambut tradisi unik seperti di negara arab beda dengan di negara Indonesia, di India beda dengan di Pakistan dll dan perbedaan ini di pengaruhi pengaruh oleh kultur budaya dan suku yang mendiami negara tersebut
Dan ternyata bukan hanya di negara dan negar ayng membuat beda ,di daerah dan daerah pun dalam satu negara banyak perbedaan, seperti halnya di Indonesia yang memeliki keunikan saat menyambut bulan ramadhan tiba, seperti halnya di Desa Girimukti Cisewu yang memeliki keunikan saat menyambut bulan ramadhan tiba, dan budaya ini memang sudah di lakukan sejak lama oleh masyarakat Desa Girimukti jaman dulu dan menular samapi saat ini, dan kebiasaan ini ada sebagian masih terpelihara dengan baik walapun untuk sebagian kebiasan sudah mulai di tinggalkan terutama hal-hal yang berbau mistis
1. Munggahan
![]() |
Dapur di Sunda (Instagram Photo) |
Namun munggahan di desa di lakukan cukup ribet dan butuh waktu lama dan di pedesaan yang namanya munggahan adalah sehari sebelum puasa di mulai, jadi buka jauh-jauh hari, dan yang membut munggahan di pedesaan ribet adalah perlu potong ayam, beli ikan, numpeng dan lain-lain dan selain itu di tambah ada kepercayaan khsusus, misalnya saat munggahan harus rasulan (Sunda: Ngariung) terlebih dahulu untuk memberian hadiah kepada nenek moyang, dan ini khusus untuk orang yang masih percaya
Nah apakah di kampung anda juga melakuan yang sama?
2. Ngabedahkeun balong (menguras air kolam)
Ngabedahkeun balong di laksanakan 3 hari sebelum puasa, karena memang ngabedahkeun balong ini untuk mendapat ikan, dan ikan ini sengaja untuk modal munggahan dan lauk saat acara munggahan
ikan yang di dapat dari kolam tadi pada umumnya di pasak dengan cara di pindang (di rebus dengan durasi wakut lama dan di tambah bumbu-bumbu enak), sementara mematangkan ikan dengan cara di pindang butuh waktu lebih lama bisa sampai 1x24 jam di atas tungku, jadi tidak begitu hari ini di beli langsung di makan pada hari itu juga tapi butuh wakut lama untuk mendapatkan ikan yang enak dan empuk
Baca Juga: 7 Makana Khas Sunda Yang Terbuat Dari Bahan Dasar Ketan
Jadi anggapannya waktu 3 hari itu cukup untuk antar-anta makan ke kerabat, saudara dll
Tradisi ngabedahkeun balong bisa 3 hari sebelum puasa atau 3 hari menjelang hari raya lebaran tergantung kemauan pemilik
Sungguh sangat di sayangkan untuk tradisi ngabedahkeun balong ini lambat laun sudah mulai di tinggalkan, faktor yang mendasarnya adalah ketesediaan air yang kurang, sementara ikan butuh air mengalir terus-menerus saban waktu tidak pernah henti terlebih kolam tidak menggunakan beton mudah kehilangan air
3. Rasulan sebelum puasa
Terlepasn ini budaya apa, yang jelas kebisaan ini masih melekat di desa kami, dan secara turun temurun di lakukan
Rasulan sebelum puasa perlu adanya sesaji seperti rujakan, nasi tumpeng, bubur merah-putih dan sajian lainnya setelah semua tersaji di lanjut berdoa bersama di yang pimpin oleh kepala keluarga atau pupuhu kampung (yang di tuakan) dan setelah seleai berdoa di lanjut makan- makan besama
Dan untuk saat ini rasulan sebelum puasa lambat-laun mulai di tinggalkan mengingat masyarakat kurang percaya terhadapt tahayul dan di anggap bukan budaya islam
4. Mandi bebersih setelah di berikan air doa
5. Libur kerja ke ladang 3 hari pertama puasa
maka penduduk dari hari petama sampai hari ke-3 ada di rumah masing-masing dan setelah 3 hari libur dia bekerja ke ladang atau sawah, seperti hari biasa
Dan ini bukan sebuah tradisi nenek moyang dan hanya sebagian orang yang melakukan hal seperti ini
6. Membesihkan makam sanak saudara yang sudah meninggal
Dan tak hanya itu saat mengujungi makam di hari lebaran kita tidak merasa risih karena banyak rumput dan sudah menjadi tradisi pulak di desa kami setelah selsia shalat Id untuk pergi ke makam sanak saudara, untuk memberikan doa-doa
Dan sudah menjadi tradisi turun temurun, warga Desa Girimukti di saat hari lebaran harus mengujungi ke makam sanak saudara yang di anggap masih dekat dengan silsilah keluarga, tujuannya pergi ke makam adalah memberiakan doa-doa seperti yassinan dan doa mustajab lainnya
Nah apakah di daerah kalian adakah kebiasaan seperti ini?
7. Membesihkan halaman rumah
Hati sudah kita bersihkan dengan puasa dan ibadah, dan sekarang tinggal bersihkan lingkungan fisik contohnya dengan kerja bakti
Yang pada awalnya rumput tumbuh dimana-mana dan debu rumah di mana-mana, di saat menjelang puasa semuanya harus di sikat habis dan bukan hanya halaman, tapi harus dibersihkan sampai dalam rumah
Maka dari itu untuk membesihkannya perlu melibatkan semua anggota keluarga tujuannya agar cepat beres dan selai itu tiak kalah penting untuk memberiakn edukasi kepada si kecil untuk hidup bersih
8. Mengecat rumah untuk menyambut hari lebaran tiba
9. Saling antar makanan dengan saudara
Nah tidak kalah menarik adat kebiasaan orang Girimukti adala dengan cara saling antar makanan dengan tetangga atau kerabat
makanan yang di antar pada umumnya adalah pindang, sayur ayam, gorengan, kerupuk kemplang dll , dan sudah menjadi tradisi wadahnya itu adalah rantang (alat untuk membawa makanan dalam jumlah banyak) dan pada umumnya orang yang mengantar makanan adalah anak-anak usia sekolah dasar maka tidak heran jika mejelang munggahan anak-anak di sibukan dengan antar sana-sini
Nah apakah di daerah anda sama seperti di lakukan di Desa Girimukti? atau ada yang beda? Boleh deh kamu komen di bawah ya
*** Happy nice day
Nah apakah di daerah anda sama seperti di lakukan di Desa Girimukti? atau ada yang beda? Boleh deh kamu komen di bawah ya
*** Happy nice day