Traveling Ke Pangandaran naik bus Budiman aman nyaman dan gak boros (1)
TRAVELING PANGANDARAN STAGE 1
Hallo salam sehat untuk semua, untuk kali ini saya akan share pengalaman naik bis Budiman dari Bandung menuju Kota Asin Pangandaran
Sudah komitmen sama istri bahwa selepas menikah atau hari +2 pernikahan akan melakukan traveling, dan rencana ini sudah di rencanakan sebelumnya, planning awal sih rencana ke Bali, berhubung cuti yang di berikan oleh tempat kerja mepet banget ya udah deh cari yang dekat aja, dan pada planning ke dua kami akan traveling ke Djogja berhubung lagi dan lagi masalah waktu yang mepet ya udah deh yang lebih dekat yaitu Pangandaran
Untuk pergi ke Pangandaran awalnya kami ingin menggunakan moda Kareta Api Bandung-Banjar, namun setelah kami hitung masalah ongkos naik bus ongkosnya lebih kendor
Hari ke 2 pernikahan akhirnya memutuskan untuk pergi walau traveling yang akan kami lakukan masih di Jawa Barat, akan tetapi walau sebentar dan tidak jauh tapi yang penting berkesan
Kembali lagi ke rencana awal bahwa rencana pergi ke Pangandaran akan naik bis aja,. Kami berdua berangkat tanggal 15 Maret 2021 sore yang pada awalnya kami berencana berangkat pagi berhubung lain dan hal sebagainya jadinya OTW sore hari
Rumah kami tidak jauh dari Terminal Leuwi Panjang, selepas solat dzuhur kami berkemas, barang yang akan di bawa berupa satu tas besar untuk pakaian dan tas kecil untuk barang kecil
Tepat Pukul 12 .20 WIB kami berangkat dari rumah ke Terminal Leuwi Panjang dengan berjalan kaki, tak loama kemudian sampai di terminal dan langsung Bergegas menuju bus jurusan Leuwi Panjang-Cicaheum. Dengan harapan sampai di terminal Cicaheum lebih cepat
Kurang dari 30 menit kami di perjalanan bus, akhrinya sampai di terminal Cicaheum, pukul 14. 24
Dan sungguh di sayangkan bus untuk jurusan Bandung Pangandaran belum terlihat sama sekali dan hanya banyak bus jurusan antar kota seperti Semarang, Purwodadi, Madiun dan kota lainnya yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan pada akhinya kami menunggu untuk beberapa saat
Tujuan bus yang akan kami tumpangi adalah bus Budiman Bandung-Pangandaran yang berangkat sore hari, dan ada kabar bahwa bus Pangandaran Bandung di masa pandemic tidak begitu banyak hanya ada 3 unit yang beroperasi
Kami menunggu cukup lama sekitar 37 menit dan tak lama kemudian datanglah bus yang kami tunggu itu
Tak lama menunggu di luar kami memutuskan untuk segera masuk ke bus, dengan harapan ingin segera istirahat dan duduk nyaman
Di dalam bus Budiman AC cukup bersih dan nyaman, wangi dan bersih
Kami sudah lumayan menunggu di dalam bus, Waktu sudah menunjukan pukul 15.00 wib penumpang hanya kami berdua dan tidak ada lagi orang sama sekali yang naik
Dan setelah 15 menit menunggu datang satu penumpang laki-laki paruh baya duduk di depan pintu masuk
Tepat pukul 15.15 WIB pak kondektur dan sopir masuk ke bis untuk pergi meninggalkan terminal Cicaheum
Di dalam bis Budiman cukup nyaman tersedia AC dan full music dan saya rasa bis yang saya tumpangi lumayan bagus, rapi dan wangi
Di perjalanan dari Cicaheum-Cicalengka tidak ada penumpang satupun yang naik, dan Alhamdulillah sampai di Rancaekek ada 2 orang peumpang laki-laki muda
Lima menit beselang kami melanjutkan perjalan, selama di perjalanan Sopir dan kondektur tidak hentinya mengajak kami ngobrol ngalor ngidul sampai saya lelap ketiduran,
‘’Aa teh ongkosnya sekarang ya dan ini tiketnya’’ sahut pak kondektur yang kedengaran setengah mimpi, dan saya langsung bangun seketika, sambi gisik -gisik mata dan secara refleks langsung membangunkan istri sambil pegang-pegang saku celana belakang dengan tujuan menceri dompet
Dan setelah saya lihat di tiketnya tertera untuk bis AC Bandung-Pangandaran per orang Rp 115.000 dan kami berdua membayar sejumlah uang Rp 230.000
....Oyah untuk kamu yang hendak naik bus Budiman Bandung-Pangandaran tidak perlu beli tiket dulu di agen tapi langsung masuk bus dan untuk urusan tiket nanti belakangan di berikan di dalam bus
Dalam obrolan sempat menanyakan alamat beliau ternyaata kondektur ini asli orang Pangandaran asli orang Cigugur jadi kami tidak canggung untuk mengobrol Panjang lebar
Dalam menggenjot pedal gas sopir Budiman jangan di tanya lagi,, cukup cekatan dan kadang kami merasa waswas akan tetapi mungkin karena ini sudah jadi kebiasaan sehari-hari itu sudah hal yang biasa
Rehat sejenak di Gentong Tasikmalaya
Selama kurang 30 menit perjalan dari pom bensin, selanjutnya rehat kembali di Gentong Tasikmalaya untuk makan dan menunaikan shalat Maghrib, selama rehat kami pergunakan waktu untuk makan dan selonjoran
Tempat istirahat cukup luas saepertinya bisa menampung puluhan bus dan selain itu tempat makan yang luas dan nyaman
Saya dan istri mengisi perut terlebih dahulu, sebagai cadangan amunisi di perjalanan yang masih panjang
Kurang dari 20 menti istirahat makan dan solat maghrib melanjukan perjalanan Kembali dan berangkat dari rumah makan gentong kira jam 18. 45 wib
Sambal menikmati perjalan cukup menyenangkan dan tidak sesak apalagi dalam satu bus besar hanya di isi kurang dari 1 orang, jadi cukup nyaman dan leluasa
Selama di perjalan alhamdulillah lancer hanya saja Malangbong (Pasar Lewo) sediki tersendat akibat adanya pasar tradisional selebihnya hanya macet-macet biasa
Sudah sampai di Terminal Pangandaran
Allahmdulilla berkat allah SWT saatnya tiba di terminal Pangandaran sekitar pukul 22.24 WIB dan estimasi waktu dari Bandung Pangandaran sekitar 7 jam dan itupun di tambah istirahat menurunkan barang dll
Sampai di terminal kami ketiduran sampai tidak tahu bahwa bis sudah sampai, ‘’ Aa teteh, sudah nyampai terminal Pangandaran’’ hmm di dalam hati saya ya Allah ini udah nyampe lagi, di situ perasaan hati senang di tambah rasa kantuk yang berat
Kami keluar sambil mata sulit di buka di tambah barang bawaan, kami jalan sempoyongan sambil gisik-gisik mata, dan alhamdullah cuaca di Pangandaran sangat mendukung hanya saja begitu di buka pintu mobil, bruss,,, langsung terasa panas, mungkin ini efek dari cuaca pantai apalagi antara terminal dan pantai kurang dari 300 meter
Berhubung istri mengeluh lapar, akhrinya kami mencari tempat makan, dan alhamdulillah masih ada gerobak penjual sate, dan tujuan kami sate tidak akan di makan di tempat situ tapi nanti di makan di hotel
Sambil menunggu sate di bakar, kami sambal nanya soal penginapan yang murah, dan akhrinya si penjual sate memberikan alamat untuk penginapan yang murah, dan sangat kebetulan si penjual sate ini tukang ojek, dan sekalina di antarkan ke tempat penginapan
Kami berdua naik sepeda motor di double Bersama barang bawaan, dan di terminal cukup sepi apalagi mungkin di musim pandemic sekarang ini tidak banyak pengunjung yang datang
Ongkos yang kami bayar untuk naik sepeda motor berikut tiket masuk adalah Rp 25.000
Jarak antara terminal Pangandaran dan Pantai Barat kurang lebih 300 meter, dan untuk kamu yang akan mencari penginapan sunggu mudah di dapat mulai kisaran harga 200k-jutaan pun tersedia
Kami tidak menyewa hotel selain menghemat anggaran juga mencari tempat yang agak jauh dari bibir pantai dan ini kemauan istri jadi biasa sih kalau terlalu dekat dengan pantai kadang kurang nyaman jadi kami mencari penginapan agak jauh
Menyewa Penginapan
Akhrinya saya di antarkan oleh si penjual sate tadi ke penginapan, untuk lokasinya tepat berada di belakang hotel Bulak Laut, Pantai Barat
Kurang 10 menit sampailah di penginapan, dan saya lihat penginapan seperti kos-kosan dan terlihat bersih dan rapi tak lama, dan langsung nego dengan pemilik untuk harga sewa, setelah nego jatuh di harga Rp 250.00/malam dan untuk 2 malam di harga 450k
Berhubung istri ingin 2 malam akhrinya kami membayar 450k aja,
Rebahan
Setelah saya dapat kunci dan saya masuk ke dalam penginapan di dalam penginapan lumayan lengkap tersedia AC, TV tabung, Galong air, Tempat tidur, Tempat Jemuran, Kopi Torabika 2 bungkus berikut sendok dan dua wadah gelas,dan kamar mandi lumayan bersih dan saya rasa sudah cukup aman dan nyaman untuk harga segitu
Nasi bungkus sudah bau wangi dan perut sudah lapar banget dan kami berdua langsung makan malam
Selesai makan tanpa di sadari keringatan banget, maklum suhu Pangandaran di perkirankan lebih dari 25 derajat, jadi hawanya terasa panas, untung saja di penginapan sudah tersedia AC,
Selang 5 menit saya mandi malam walau waktu sudah menunjukan lebih dari jam 22 padahal untuk Kesehatan kurang baik akan tetapi di karenakan gerah dan kurang nyaman jadi kami mandi dulu sebelum tidur
Hari Selasa (16/03/2021)
Hal teringat dalam pikiran apabila liburan ke pantai adalah sunrise, main air laut, poto-poto, makanya di pagi hari sekitar 04.30 selepas sholat subuh mata Sudah tidak bisa tutup lagi apalagi tidurpun kurang nyaman sering keringetan di tambah pikiran bergelanyut ingin segera ke pantai
Sambil menunggu jam 5 tepat sudah biasa saya suka sarapan dulu Bersama istri, setelah selesai kami berdua pergi ke pantai dan ingin segera melihat sunrise
Selang kurang dari 20 menit di pantai, eh tiba-tiba turun hujan dan untungnya hujan tidak lama kurang dari 10 menit mungkin ini bukan hujan tapi apa atuh ya? Bisa di katakana mungkin embun yang tertiup angin laut
Kendandatipun hujan sudah reda akan tetapi sunrise masih belum terlihat, dan kurang beruntungnya lagi adalah pagi hari di hari selasa tidak banyak pengunjung hanya kami berdua dan beberapa pedagang asongan, tukang poto yang sesekali menawarkan jasanya padahal kami membawa kamera DSLR
Istri cukup senang melihat pantai di tambah mungkin pertama kali traveling ke pantai bersama pasangan yang sah, istri terlihat senang dan menikmati pantai, akan tetapi saya menjadi korban isri harus terus take photo terus,
Jalan-jalan pun di rasa kurang seru karen pengunjung tidak begitu ramai yang biasanya banyak anak -anak main pasir, tapi di pagi itu cukup sepi, tapi begitulah mungkin itu hari kerja di tambah hari jumatnya hari libur nasional
Kurang dari 1 jam di pantai kami berdua memutuskan untuk pulang ke penginapan karena cuaca sudah tidak bersahabat , matahari sudah panas dan udara kering sudah mulai terasa di kulit
Istirahat dulu siang hari
Karenakan istri mengeluh lemas dan lesu, kami istirahat tidur, nonton sebentar di penginapan sambil makan-makan, dikarenakan hendak jalanpun panas matahari begitu terik, jikalau memaksa untuk jalan bisa kulit tambah gosong
Skip…
Sekitar pukul 17.30 WIB kami keluar, lagi untuk memburu sunset, dan lagi-lagi ternyata sunset tidak menampakan batang hidungnya karena tertutup awan padahal cuaca tidak hujan, sunset hanya terlihat sedikit dan kurang begitu jelas, dan apa mau di kata nanggung sudah keluar penginapan pura-pura seru aja main di pantai sambil photo-photo
Jam 18.30 wib lagi masuk lagi ke penginapan untuk sholat magrb dan makan sore, dan itung-itung save energi lagi untuk nanti malam jalan ke pasar malam memburu oleh-oleh khas Pangandaran seperti asin dan baju untuk sanak saudara di rumah
Nah berhubung istri sudah ngebet ingin jalan -jalan di malam hari pukul 19.44 wib kami jalan menuju pasar malam, dan terlihat kurang ramai apalagi di hari kerja dan pengunjungnya sedikit sekali dan sepi, toko baju yang bukapun terbatas
Tidak ke Pangandaran jika tidak membeli asin, jadi Oleh-oleh yang kami beli adalah ikan asin dan baju-baju yang bertuliskan ‘’Pangandaran’’ dan apalagi kota yang baru di pekarkan kurang dari 2 tahun ini memeliki julukan Kota Asin
Jalan-jalan kami tidak lama karena kurang seru dan terkesan sepi kurang dari 2 jam kami jalan akhrinya Kembali lagi ke penginapan untuk istirahat
** Happy nice day,,,,